Translate

Teknik Mendeteksi Kekuatan Trend di Tengah Volatilitas Akibat Pandemi

Salah satu cara untuk mencari peluang profit dalam trading forex adalah dengan mendeteksi tren harga. Kondisi uptrend atau bullish, di mana harga bergerak naik, dapat menjadi peluang untuk membuka posisi buy. Sementara peluang buka posisi sell dapat dicari saat downtrend atau bearish, yaitu saat harga mengalami penurunan.

Namun, mengetahui uptrend atau downtrend saja tidak cukup. Sering kali tren yang muncul tidak cukup kuat dan tiba-tiba berbalik arah lagi. Bahkan sering juga terjadi sideways, yaitu kondisi saat harga fluktuatif naik turun tanpa ada tanda-tanda harga akan menguat ke satu arah. Karena itulah, penting bagi trader untuk dapat mendeteksi kekuatan tren, terutama di tengah volatilitas harga akibat pandemi virus corona seperti sekarang ini. Bagaimana cara mendeteksinya?

Menganalisis posisi high dan low pada grafik candlestick
Jika Anda adalah trader pemula yang belum terlalu familiar dengan indikator forex, cara yang paling mudah untuk mendeteksi kekuatan tren adalah dengan mengamati pergeseran high dan low pada chart atau grafik candlestick. Namun sebelum membahas high dan low, cari tahu dulu cara membaca candlestick di sini.

Untuk mengukur kekuatan tren, Anda hanya perlu menganalisis posisi high saat uptrend dan posisi low saat downtrend. Jika Anda melihat higher high, atau posisi high baru yang lebih tinggi dari posisi high sebelumnya, berarti kondisi uptrend masih kuat. Sebaliknya jika Anda melihat lower low, atau posisi low baru yang lebih rendah daripada posisi low sebelumnya, maka dapat diindikasikan bahwa kondisi downtrend masih kuat. Mari kita lihat gambar berikut agar lebih jelas
:
Mengamati pergeseran high dan low pada chart untuk mendeteksi kekuatan trend
Jika muncul lower high, atau posisi high baru yang lebih rendah daripada posisi high sebelumnya, ini dapat menjadi indikasi reversal atau perubahan uptrend ke downtrend. Begitu juga sebaliknya. Jika muncul higher low, atau posisi low yang lebih tinggi dari posisi low sebelumnya, maka kemungkinan downtrend akan segera berakhir dan berubah menjadi uptrend.

Indikasi reversal ini juga dapat Anda manfaatkan untuk mencari peluang profit. Ketika uptrend, bila pada grafik muncul lower high yang diikuti dengan lower low, tunggu sampai harga kembali mendekati lower high tersebut untuk membuka posisi sell. Dan sebaliknya saat downtrend, bila pada grafik muncul higher low yang diikuti dengan higher higher, Anda dapat membuka posisi buy saat harga kembali mendekati higher low tersebut.

Mengamati kerapatan candlestick
Selain menggunakan teknik high dan low, Anda juga dapat melihat kerapatan candlestick untuk mendeteksi kekuatan tren. Perhatikan grafik candlestick Anda. Jika terdapat high dan low yang berkerumun sesak dengan kisaran yang hampir sama, rentang harganya cenderung kecil, dan tidak jelas apakah uptrend atau downtrend, maka ini dapat mengindikasikan sideways. Kondisi ini kurang cocok untuk membuka posisi karena pasar belum menentukan akan bergerak ke arah mana. Lebih baik Anda bersabar dulu dan baru buka posisi saat muncul momen high dan low yang lebih kuat.

Menggunakan indikator Average Directional Movement Index (ADX)
Cara yang terakhir ini memanfaatkan penggunaan indikator forex. Tak perlu khawatir, penggunaan Average Directional Movement Index (ADX) tergolong cukup sederhana. Indikator ADX dapat Anda temukan di MetaTrader 4. Anda pun dapat trading dengan ADX di MIFX Mobile untuk pengalaman trading yang lebih mudah.

Saat digunakan, indikator ADX terletak di bagian bawah grafik dan berfungsi untuk mengindikasikan kekuatan tren. Garis yang naik berarti tren menguat, sementara garis yang turun berarti tren melemah. Tren dapat dianggap kuat apabila garis ADX berada di atas level 25. Jika ADX berada di level rendah untuk waktu yang cukup lama, kemudian naik 4-5 level (misalnya dari 20 naik ke 24), ini dapat menjadi indikasi penguatan tren.

Bila Anda menggunakan ADX pada platform MetaTrader 4, Anda akan menemukan dua garis Directional Index juga, yaitu +DI yang mewakili uptrend dan -DI yang mewakili downtrend. Pada saat uptrend, garis +DI akan naik dan -DI turun. Sebaliknya saat downtrend, garis +DI akan turun dan -DI naik. Perpotongan kedua garis DI ini dapat menjadi sinyal perubahan tren. Garis +DI yang memotong -DI dari bawah ke atas mengindikasikan munculnya uptrend, dan garis -DI yang memotong +DI dari bawah ke atas mengindikasikan munculnya downtrend. Lihat gambar berikut agar lebih jelas:
Mendeteksi kekuatan tren dengan indikator Average Directional Movement Index

Dengan mengetahui kekuatan tren, Anda dapat memprediksi kapan momen yang tepat untuk masuk ke pasar agar peluang profit lebih maksimal. Dari ketiga teknik di atas, mana yang menurut Anda paling efektif? Yang mana pun pilihan Anda, jangan lupa untuk memperkuat analisis teknikal Anda dengan update berita terkini dari MIFX News!


Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Prediksi dan Kesempurnaan - Dua Musuh dari Trading yang Sukses

Sebagian besar calon pedagang sering menjadi mangsa dua keyakinan irasional - Prediksi dan Kesempurnaan . Gagasan yang salah bahwa untuk men...