Translate

Cara Sederhana Untuk Menentukan Trend


Setelah Anda belajar tentang grafik harga dan cara di beberapa kerangka waktu yang berbeda sesuai dengan gaya perdagangan Anda, tiba saatnya bagi Anda untuk belajar bagaimana menentukan tren.

Darimana kita tahu trend kecil sedang uptrend? Darimana pula kita tahu bahwa trend besar sedang downtrend? Darimana kita tahu bahwa harga sedang sideways? Berikut 3 cara sederhana untuk menentukan tren di dalam sebuah bagan apapun time frame yang Anda gunakan:

1.Menggunakan Moving Average

Salah satu indikator teknikal yang paling umum dan paling mudah digunakan untuk menentukan arah tren suatu harga adalah Moving Average atau yang biasa disebut dengan MA.Indikator MA menghitung harga rata-rata instrumen finansial dalam rentang waktu tertentu misalnya 5 hari, 20 hari atau 100 hari. Jadi MA 20 artinya menghitung pergerakan rata-rata harga selama 1 bulan (kurang lebih 20 hari perdagangan) .Dan hasil hitungan ini diinterpretasikan dalam bentuk garis bersama dengan harga tersebut.

Bila dipakai pada bagan harian (1D) , periode 200 hari (MA 200) untuk menentukan tren tahunan.Periode 100 hari (MA 100) untuk menentukan tren setengah tahun.Periode 50 hari (MA 50) untuk menentukan tren 3 bulanan. Periode 20 hari untuk melihat trend 1 bulan. Dan periode 5 hari untuk melihat tren 1 minggu.

Untuk menentukan trend kita dapat menggunakan 1 MA atau dapat mengkombinasikan 2 MA sekaligus. Seperti contoh-contoh di bawah ini:

Menggunakan 1 MA:

Untuk melihat arah tren, dengan mudah Anda dapat melihat dari posisi moving average terhadap harga, apakah berada di atas MA atau di bawah MA.Sedangkan untuk menentukan titik pembalikan, dapat dilihat dari harga memotong rata-rata. Untuk lebih jelas dapat Anda lihat pada gambar di atas.

Menggunakan 2 MA:


Garis MA yang berwarna pink adalah MA periode pendek yaitu MA 50. Garis MA yang berwana hitam adalah MA periode panjang yaitu MA 100. Untuk menentukan titik pembalikan (pembalikan arah) Anda dapat melihat perpotongan dua buah MA seperti yang sudah ada pada gambar di atas.

Untuk mengidentifikasi tren, tentu saja MA yang digunakan harus disesuaikan dengan gaya perdagangan Anda dan kerangka waktu yang Anda gunakan saat berdagang.

Saya akan menggunakan contoh MA 100 pada tiap kerangka waktu yang berbeda sesuai dengan gaya perdagangan berdasarkan waktu.

MA 100 pada Chart M5 (untuk scalper)

Karena tiap candlestick pada chart di atas mewakili harga yang terbentuk dalam waktu 5 menit maka garis MA 100 pada chart M5 di atas artinya adalah pergerakan harga rata-rata 500 menit. Tidak relevan menggunakan MA 100 untuk scalping. Karena saat scalping diperlukan kecepatan dalam bertransaksi. Mungkin untuk grafik M5 Anda bisa menggunakan kombinasi MA 5 dan MA 10 sebagai panduan untuk menentukan tren.

MA 100 pada Chart M30 (untuk day trader)

Tiap candlestick pada chart di atas mewakili harga yang terbentuk dalam waktu 30 menit maka garis MA 100 pada chart M30 di atas artinya pergerakan harga rata-rata 3000 menit.Menggunakan MA 100 pada chart M30 kurang relevan untuk day trader. Untuk menentukan tren pada grafik M30 lebih baik Anda menggunakan kombinasi MA 10 dan 200.

MA 100 pada chart 1D (untuk swing trader)


Tiap candlestick pada chart di atas mewakili harga yang terbentuk dalam waktu 1 hari maka garis MA 100 pada chart 1D di atas artinya pergerakan harga rata-rata 100 hari. Untuk menentukan trend swing trader dapat mengkombinasikan MA 20 dan MA 50.

MA 100 pada chart 1W (untuk trend follower)

Tiap candlestick pada chart di atas mewakili harga yang terbentuk dalam waktu 1minggu maka garis MA 100 pada chart 1W di atas artinya pergerakan harga rata-rata 100 minggu. Untuk trend follower menggunakan Weekly MA 40 pada chart 1W sudah cukup efektif karena harga yang terbentuk dalam chart mingguan lebih solid dan lebih kuat.

Tetapi semua kembali ke masing-masing individu yang ingin menggunakan MA dengan periode berapa di time frame berapa pula.Tidak ada satu aturan baku harus begini dan begitu dalam penggunaan moving average.

2.Menggunakan Support dan Resistance Trendline
Cara lain untuk menentukan sebuah tren adalah menggunakan trendline support dan resistance.

Support adalah area dengan harga tertentu yang menahan pergerakan harga pasar, sehingga harga sulit lebih rendah.Saat memantau area support cenderung memantul ke atas. Jika area support tembus (breakdown) maka harga akan turun ke bawah sampai menemukan area support baru.

Resistance adalah area harga tertentu yang menahan pergerakan harga pasar, sehingga harga sulit bergerak lebih tinggi.Saat memantau area resistance harga cenderung memantul ke bawah.Jika area resistance tembus (breakout) maka harga akan mencari perlawanan berikutnya.

Untuk lebih jelasnya Anda bisa lihat gambar berikut ini.

Trendline sendiri adalah sebuah alat gambar yang terdapat pada platform trading Anda. Untuk menentukan tren naik dapat dibuat dengan koneksi setidaknya 2 buah titik dukungan (batas bawah). Dan untuk menentukan tren turun dapat dibuat dengan menghubungkan setidaknya 2 buah titik resistensi (batas atas).

Contoh menentukan uptrend menggunakan support trendline.

Contoh menentukan downtrend menggunakan resistance trendline.

Cara menentukan sideways menggunakan trendline support dan resistance.

Harga dikatakan bergerak sideways (terkonsolidasi) jika harga bergerak dalam ruang yang sempit seperti gambar di atas. Area support dan area resistance yang menahan pergerakan harga untuk tidak turun lebih dalam atau naik lebih tinggi.

Penggunaan trendline ini tepat untuk semua time frame. Baik untuk menentukan trend mayor ataupun untuk menentukan trend minor. Support and Resistance trendline ini sederhana namun cukup powerful.Saya syringe untuk menentukan target profit dan stop loss.

3. Berdasarkan Struktur Pasar (Swing Highs dan Swing Low)
Cara paling dasar untuk melihat dan menentukan arah tren pada grafik harga adalah dengan menganalisis swing highs dan swing low pergerakan harga tersebut.

Apa itu swing high dan swing low?
Swing high adalah pergerakan harga yang “mengayun” ke atas. Dan swing low adalah pergerakan harga yang “mengayun” ke bawah.

Untuk mempermudah pemahaman Anda gambar di bawah berikut.

Struktur Harga (Market Structure) pasti dibentuk oleh swing high dan swing low. Memahami swing high dan swing low sangat penting untuk menentukan arah sebuah trend.

Ketika uptrend harga tidak bergerak linier ke atas, tetapi harga naik, mengalami penurunan sementara (swing low) dan kemudian melanjutkan kenaikan (swing high). Begitupula ketika downtrend, tidak langsung terjun bebas, tetapi harga turun, mengalami rebound teknis (swing high) dan kemudian melanjutkan penurunan (swing low).

Pada saat uptrend swing highs terbentuk disebut Higher Highs (HH) dan swing lows yang terbentuk disebut Higher Lows (HL) yang mengindikasikan harga bergerak naik ke atas. Seperti yang ditunjukkan pada gambar ini.

Lebih tinggi tinggi artinya POSISI harga Tinggi Yang LEBIH Tinggi Dari harga Tinggi sebelumnya . Dan Higher Low artinya posisi harga rendah yang lebih tinggi dari harga rendah sebelumnya . Saya tahu pengertiannya memang terdengar rumit jika ke dalam Bahasa Indonesia.Tetapi memahami Higher Highs and Higher Lows sendiri tidak rumit.

Penjelasan mengenai Higher Highs dan Higher Lows.


  1. Pertama harga bergerak naik ke titik puncak A.
  2. Kemudian harga mengalami penurunan (bergerak lebih rendah) ke titik D.
  3. Lalu harga melanjutkan kenaikan kenaikan ke titik B. Titik B disebut Higher High (HH) karena harga di titik B ini sudah lebih tinggi harga di titik puncak A.
  4. Nilai turun sementara, bergerak lebih rendah ke titik E. Titik E disebut Higher Low (HL) karena harga rendah di titik E ini lebih tinggi dari harga rendah di titik D.
  5. Dari titik E harga bergerak naik ke titik C. Titik C disebut Higher High (HH) karena di titik ini harga sudah lebih tinggi dari titik puncak B.
  6. Dari titik C harga turun sementara bergerak lebih rendah ke titik F. Titik F disebut Higher Low (HL) karena harga rendah di titik F ini lebih tinggi dari harga rendah di titik E.
Pada saat downtrend swing highs yang terbentuk disebut Lower Highs (LH) dan swing lows yang terbentuk disebut Lower Lows (LL) yang mengindikasikan harga bergerak turun. Seperti yang ditunjukkan pada gambar ini.

Lower High artinya posisi harga tinggi yang lebih rendah dari harga tinggi sebelumnya. Dan Lower Low artinya posisi harga rendah yang lebih rendah dari harga rendah sebelumnya.

Penjelasan mengenai Lower Highs dan Lower Lows.

  1. Pertama harga bergerak turun ke titik D.
  2. Lalu harga mengalami kenaikan sedikit ke titik A.
  3. Dari titik A harga melanjutkan penurun,bergerak lebih rendah ke titik E. Titik E disebut sebagai Lower Low karena harga rendah di titik E ini lebih rendah daripada harga rendah di titik D.
  4. Dari titik E harga mengalami kenaikan,bergerak lebih tinggi ke titik B. Titik B disebut Lower High karena harga tinggi di titik B ini masih lebih rendah daripada harga tinggi di titik A.
  5. Dari titik B harga kembali mengalami penurunan,bergerak lebih rendah ke titik F. Titik F disebut Lower Low karena harga rendah di titik F ini masih lebih rendah daripada harga rendah di titik E.
  6. Dari titik F harga mengalami kenaikan sedikit,bergerak lebih tinggi ke titik C. Titik C disebut Lower High karena harga tinggi di titik C ini masih lebih rendah daripada harga tinggi di titik B.
Pada saat sideways baik swing highs dan swing lows membentuk harga tinggi dan harga rendah yang sama yang menggambarkan ketidakpastian pada harga,baik seller maupun buyer memiliki kekuatan yang sama. Seperti yang ditunjukkan pada gambar ini.

Kapanpun saya melihat grafik harga saham,yang pertama kali saya lakukan adalah menganalisa swing highs dan swing lows pergerakan harga saham tersebut.

Apakah harga sedang uptrend dan membentuk higher highs dan higher lows?

Atau harga sedang downtrend dengan menunjukkan lower highs dan lower lows?

Menganalisa swing highs dan swing lows pergerakan harga dapat membantu trader menentukan arah trend menggunakan time frame manapun!

Jika Anda baru pertama kali belajar Analisis Teknikal, mungkin Anda akan mengalami sedikit kebingungan.

Tetapi janganlah menyerah.

Sediakanlah waktu bagi diri Anda untuk memahami materi dalam artikel ini dengan baik. Jika memang Anda harus mengulang materi ini berkali-kali,maka lakukanlah.

Banyak sekali trader yang memulai trading tetapi tidak tahu caranya membaca grafik dan menentukan trend!Atau belajar cara menganalisa harga tetapi dengan cara-cara yang rumit dan membingungkan.

Dan bahkan banyak trader yang tidak mau melalui proses yang benar sehingga ketika trading mereka tidak tahu apa yang mereka lakukan dan akhirnya harus kehilangan banyak uang ketika trading.

Kemampuan membaca grafik pergerakan harga dan menentukan trend merupakan salah satu skill yang harus dimiliki seorang trader untuk membuat keputusan yang tepat ketika trading.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Prediksi dan Kesempurnaan - Dua Musuh dari Trading yang Sukses

Sebagian besar calon pedagang sering menjadi mangsa dua keyakinan irasional - Prediksi dan Kesempurnaan . Gagasan yang salah bahwa untuk men...