Indikator Ichimoku Kinko Hyo atau lazim disebut dengan Ichimoku dikenal cukup akurat dalam menentukan arah trend serta level support dan resistance sehingga bisa membantu dalam menentukan sinyal buy atau sell serta level stop. Biasanya indikator ini bekerja dengan baik pada time frame daily dan weekly. Berikut contoh tampilan indikator ichimoku:
Indikator yang dibuat oleh analis Jepang Goichi Hosoda pada tahun 1930 ini pada dasarnya adalah identifikasi trend berdasarkan perhitungan moving average, tetapi karena lebih banyak data yang diperhitungkan dibandingkan dengan candlestick standard, maka indikator ini lebih akurat dibandingkan dengan moving average biasa. Perbedaan utama dalam menghitung moving average adalah pada indikator ichimoku digunakan metode 50% dari level high dan level low tiap-tiap candle. Ada 4 parameter penting pada indikator ini, yaitu:
Tenkan sen : (level high tertinggi + level low terendah) / 2 untuk 9 periode terakhir. Tenkan sen digunakan sebagai level support atau resistance minor. Kurva yang berwarna merah ini biasanya digunakan untuk menunjukkan arah trend. Jika Tenkan sen bergerak kearah bawah maka pasar sedang bearish dan sebaliknya jika bergerak kearah atas berarti pasar sedang bullish, dan sideways jika kurva bergerak horisontal.
Kijun sen : (level high tertinggi + level low terendah) / 2 untuk 26 periode terakhir. Kijun sen digunakan sebagai konfirmator arah trend, juga sebagai level support atau resistance, dan bisa digunakan sebagai patokan untuk setting level trailing stop. Penggunaan Tenkan sen dan Kijun sen seperti pada simple moving average biasa. Jika kurva Kijun sen berada diatas Tenkan sen pada kondisi downtrend maka bearish masih akan berlanjut, dan jika kurva Kijun sen berada dibawah Tenkan sen pada kondisi uptrend maka akan berlanjut bullish.
Senkou span A : (Tenkan sen + Kijun sen) / 2 untuk 26 periode kedepan, atau diajukan 26 periode.
Senkou span B : (level high tertinggi + level low terendah) / 2 untuk 52 periode terakhir, kemudian diajukan 26 periode kedepan.
Jarak antara Senkou span A dan Senkou span B disebut awan (cloud), atau Kumo. Awan adalah komponen terpenting yang menunjukkan area support atau resistance, dan yang selalu diperhatikan dalam menggunakan indikator ichimoku.
Jika harga bergerak diatas awan, maka kurva Senkou span yang atas adalah support pertama dan yang bawah adalah support kedua (support berikutnya), dan jika harga bergerak dibawah awan, maka kurva Senkou span yang bawah adalah resistance pertama dan yang atas adalah resistance kedua. Jika harga bergerak didalam awan, maka pasar dianggap sedang bergerak ranging (sideways). Awan bisa berubah bentuk (ketebalannya) tergantung dari besarnya perubahan harga. Awan yang makin tebal menunjukkan volatilitas pasar yang makin tinggi.
Chikou span : harga penutupan terakhir yang dimundurkan 26 periode sebelumnya.
Kurva yang diset berwarna hijau ini digunakan sebagai konfirmator sinyal entry. Jika kurva Chikou span memotong harga dari atas kebawah berarti sinyal untuk sell, dan sebaliknya jika kurva hijau memotong harga dari bawah keatas menunjukkan sinyal untuk buy.
Karena indikator ini dianggap cukup lengkap, biasanya trader tidak menggunakan indikator pendamping lainnya. Trader harian menggunakan indikator ini pada time frame daily hingga 1 jam (H1). Timing untuk entry dilihat pada Tenkan sen dan Kijun sen, sedang momentum pergerakan harga (sedang bullish atau bearish) bisa diamati pada Chikou span.
Sebagai kesimpulan, berikut yang harus diperhatikan ketika menggunakan indikator ichimoku:
Perpotongan antara Kijun Sen dan Tenkan Sen : perpotongan dua komponen ini sama dengan perpotongan antara dua indikator moving average biasa. Jika Tenkan sen (merah) memotong Kijun sen (biru) dari arah atas kebawah menunjukkan sinyal untuk sell, sebaliknya jika memotong dari bawah keatas menunjukkan sinyal untuk buy.
Konfirmasi sentimen bullish atau bearish dengan Chikou span (kurva hijau). Jika kurva Chikou span sedang turun (downtrend) maka sentimen pasar sedang bearish, dan sebaliknya.
Pergerakan harga harus telah menembus awan, baik kearah atas (untuk uptrend) atau kearah bawah (untuk downtrend). Probabilitas pergerakan harga akan lebih tinggi jika harga telah menembus awan dibandingkan ketika masih di dalam awan (bergerak sideways).
Atur level stop pada Tenkan sen atau Kijun sen sebagai level support atau resistance berikutnya, serta gunakan money management yang logis dan proporsional.
Rangkuman lain tentang cara menggunakan indikator Ichimoku dapat Anda simak juga dalam artikel.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar