Translate

INI CARA MUDAH MEMBUAT DAN MENYUSUN TRADING PLAN YANG BAIK

Forex trading merupakan salah satu sektor di mana pasar bisa berubah dengan signifikan dalam waktu yang singkat.

Pasar sangat dinamis, bahkan pada beberapa kesempatan bisa dikatakan ‘liar’. Jika Anda tidak bisa menyesuaikan diri dengan perubahan pasar yang super-dinamis itu, Anda akan kewalahan.

Untuk mengantisipasinya Anda memerlukan trading plan yang baik. Anda harus merancang sedemikian rupa sehingga dengan berbekal trading plan tersebut Anda akan tetap bisa tenang bahkan ketika menghadapi perubahan situasi yang ekstrim.
Perhatikan Detil Trading Plan Anda

Trading plan yang Anda miliki sebaiknya dibuat serinci mungkin.

Jika selama ini trading plan Anda hanya berisi (misalnya) seperti ini:

Modal : $10,000
Risiko Maksimum : 50% dari modal ($5,000)
Risiko per transaksi : $500

Maka ada baiknya Anda lengkapi sedikit lagi menjadi seperti ini:

Modal : $10,000
Resiko Maksimum : 50% dari modal ($5,000)
Resiko per transaksi : 5% dari modal awal
Risk-to-reward ratio (RRR) : 1:1
Strategi : Swing trading
Sistem trading : Fibonacci Retracement + Stochastic + CCI, time-frame H1
Entry : Tunggu koreksi ke area 38.2-61.8, cari sinyal di stochastic + CCI
Exit : Stop Loss (SL) di area 61.8-76.4 Fibonacci Retracement (cut loss)Take Profit (TP) di area 23.6-0.0 Fibonacci Retracement(sesuaikan dengan resiko per transaksi 5% dan RRR)

Dengan demikian setiap tindakan yang akan Anda ambil memiliki dasar yang jelas, seperti:
Berapa besar resiko yang dihadapi
Berapa besar potensi keuntungan
Berapa besar lot yang harus dibuka
Dasar pengambilan keputusan (buy, sell, atau close posisi).

Semakin detail trading plan Anda, semakin mudah Anda mengambil keputusan dalam forex trading.

Nah, contoh kasusnya misalnya Anda melakukan analisa teknikal forex seperti ini:

“Harga bergerak dalam uptrend. Bias intraday bullish. Koreksi telah terjadi ke area Fibonacci Retracement kisaran 38.2-61.8. Sinyal bullish terlihat dari stochastic dan CCI 1 jam. Area SL 450 pips dari harga sekarang.”

Dengan trading plan yang lebih rinci seperti contoh di atas, Anda tidak perlu berpikir panjang untuk memutuskan membuka posisi BUY sebesar 1.1 LOT dan memasang SL dan TP sesuai dengan trading plan tersebut.

(Angka 1.1 lot diperoleh dengan perhitungan tertentu, silakan baca artikel mengenai position sizing)
Perhatikan Fleksibilitas Trading Plan Anda

Meskipun kita telah menyusun trading plan dengan rinci, bukan berarti trading plan tersebut harus kita jalankan dengan kaku. Disiplin memang perlu, namun di sisi lain fleksibilitas juga perlu. Menjadi fleksibel tidak sama dengan menjadi tidak disiplin.

Di sisi lain, disiplin juga tidak berarti kaku. Dalam hal menjalankan trading plan, ada beberapa hal yang bisa Anda beri kelonggaran. Misalnya adalah ketika harga belum menyentuh level SL atau TP namun secara teknikal Anda melihat bahwa sudah saatnya menutup posisi Anda.

Pada situasi seperti itu, sah-sah saja jika Anda menutup posisi Anda meskipun resiko belum tersentuh atau keuntungan belum mencapai target. Namun tentu saja keputusan tersebut harus didasari oleh analisa teknikal forex yang obyektif.

Bukan hanya karena ketakutan semata (faktor psikologi); misalnya takut keuntungan yang telah diperoleh berubah menjadi kerugian. Bentuk fleksibilitas lain adalah “memperbesar” toleransi resiko per transaksi.

Jika awalnya Anda menetapkan resiko 5% dari modal untuk setiap transaksi (seperti dalam contoh trading plan di atas), maka untuk selanjutnya Anda bisa menetapkan resiko 5% per transaksi dari equity terakhir.

Misalnya dari modal $10,000 ternyata bisa berkembang menjadi $15,000.

Nah, jika sebelumnya Anda menetapkan toleransi resiko per transaksi adalah sebesar $500 (5% dari $10,000), maka setelah equity menjadi $15,000 toleransi resiko per transaksi berubah menjadi $750.

Semua hal itu adalah bentuk-bentuk fleksibilitas yang tidak melanggar kedisiplinan Anda menjalankan trading plan.
Backup Plan

Ingatlah bahwa kita hanya bisa membuat rencana namun tidak bisa mengatur ke arah mana pasar akan bergerak. Resiko mungkin bisa terjadi dan kerugian mungkin menghampiri Anda setiap saat.

Untungnya, trading plan telah memberikan panduan mengenai apa yang harus dilakukan bilamana resiko terjadi. Sebagaimana contoh trading plan di atas, resiko maksimum telah dibatasi sebesar 50% dari modal awal.

Pertanyaannya kemudian adalah, “bagaimana seandainya Anda benar-benar merugi hingga 50% dari modal awal?”

Jika Anda memang tidak mau lagi melakukan trading ketika sudah merugi sebesar 50% dari modal awal, maka pembahasan akan selesai sampai di sini.

Namun ketika Anda memutuskan untuk membuka akun dengan modal sejumlah dana awal yang Anda setorkan, sejatinya Anda sudah siap menghadapi resiko sebesar itu.

Artinya, ketika Anda membuka akun trading dengan modal – misalnya – sebesar $10,000, semestinya Anda sudah mempersiapkan uang itu untuk berinvestasi dengan segala resiko yang menyertainya.

Kita tidak menyiapkan 50% dari modal itu tanpa alasan. Sisa modal itulah – kalau resiko memang terjadi – yang sejak awal memang dipersiapkan sebagai backup plan.

Artinya, Anda tidak mengirim semua ‘pasukan’ Anda ke medan pertempuran. Ada separuh yang memang dipersiapkan di ‘markas’ untuk dikirim lagi seandainya ‘pasukan pertama’ gagal meraih kemenangan.

Jika Anda ingin melanjutkan perjuangan dengan modal yang tersisa, maka Anda harus menyiapkan kembali trading plan yang sesuai. Dalam contoh di atas, modal yang tersisa menjadi tinggal $5,000.

Dengan demikian, Anda bisa kembali menyusun ‘strategi pertempuran’ misalnya seperti contoh berikut:

Modal : $5,000
Resiko Maksimum : 50% dari modal ($2,500)
Resiko per transaksi : 5% dari modal awal
Risk-to-reward ratio (RRR) : 1:1
Strategi : Swing trading
Sistem trading : Fibonacci Retracement + Stochastic + CCI, time-frame H1
Entry : Tunggu koreksi ke area 38.2-61.8, cari sinyal di stochastic + CCI
Exit : Stop Loss (SL) di area 61.8-76.4 Fibonacci Retracement (cut loss)Take Profit (TP) di area 23.6-0.0 Fibonacci Retracement(sesuaikan dengan resiko per transaksi 5% dan RRR)

Anda bisa melihat bahwa dari $5,000 yang tersisa pun tidak semuanya ‘dikirim ke medan pertempuran’.

Kita masih menyiapkan separuh dari mereka sebagai ‘pasukan cadangan’. Begitu seterusnya.

Mungkin trading plan seperti ini relatif baru bagi Anda.
Mungkin juga tidak.

Bagi Anda yang ingin mencoba trading plan seperti ini, silakan coba di demo account terlebih dahulu.

Begitu Anda bisa mengendalikan modal Anda dengan baik, barulah Anda bisa segera membuka real account.

Selamat mencoba

Gugup di account Rill

Bagi Anda yang baru memulai aktivitas trading, biasanya broker forex akan menyarankan Anda untuk terlebih dahulu melakukan simulasi dengan menggunakan demo account sebelum melakukan transaksi trading forex sungguhan di real account. Melalui simulasi di demo account ini, Anda bisa lebih menguasai keahlian dasar yang harus dimiliki seorang trader.

Dalam akun demo, Anda juga akan bisa membangun sebuah trading plan, mampu menguasai manajemen risiko, dan akan lebih mengerti mengenai psikologi trading tanpa harus mempertaruhkan uang Anda. Ketika Anda bisa mempraktekkan teori yang sudah Anda pelajari dan bisa menghasilkan profit yang konsisten, maka kepercayaan diri Anda akan meningkat.

Biasanya Anda akan beranggapan bahwa simulasi trading menggunakan demo account ini hanya buang-buang waktu saja, dan kemudian Anda membuka real account. Mungkin Anda berpikir bahwa tiga, empat, atau lima kali transaksi dan berhasil mendapatkan profit berturut-turut di demo account akan bisa Anda ulangi di real account. Bukan begitu? SALAH!

Pada kenyataannya, justru kebanyakan trader forex pemula yang seperti ini menjadi frustrasi ketika mendapati bahwa ternyata trading forex di real account tidak semudah trading di demo account. Mengapa bisa demikian? Setidaknya ada tiga hal yang menyebabkan itu terjadi, yaitu:

1. Perbedaan Emosional antara Demo dan Real Account
Seorang trader sebisa mungkin berusaha untuk mengesampingkan emosi ketika membuat keputusan dalam trading. Meskipun demikian, tidaklah mungkin untuk benar-benar bisa menghilangkan emosi dari seorang manusia, terlebih jika uang yang menjadi taruhannya.

Sebagai gambaran saja, coba bandingkan perasaan Anda ketika pertama kali melakukan transaksi di demo account yang menggunakan virtual money dengan ketika Anda melakukan transaksi di real account yang menggunakan uang asli milik Anda sendiri.

Apakah detak jantung Anda meningkat? Apakah jemari Anda sedikit bergetar? Apakah Anda merasa darah Anda mengalir lebih cepat? Jika Anda mengalami hal tersebut ketika trading menggunakan uang sungguhan, bisa jadi itu karena Anda terlalu bersemangat atau justru Anda luar biasa gugup menghadapi pengalaman pertama itu.

2. Trading di Demo Account Tidak Melibatkan Uang Sungguhan
Meskipun jika Anda mencoba untuk memperlakukan demo account Anda seperti real account, pada kenyataannya Anda sama sekali tidak menghadapi risiko. Anda bisa saja berkali-kali melakukan transaksi dan merugi, namun Anda sepenuhnya sangat sadar bahwa secara finansial Anda akan tetap aman.

Bahkan jika Anda melakukan ratusan kali kesalahan dalam simulasi pun, Anda masih akan bisa merasa aman, karena faktanya Anda bisa sewaktu-waktu membuat demo account yang baru. Ceritanya akan berbeda jika Anda mengalami hal tersebut dalam situasi trading yang sesungguhnya. Kegagalan demi kegagalan dalam trading berpotensi mencederai kepercayaan diri Anda.

Pada gilirannya, hal tersebut akan mengaburkan objektivitas Anda dalam mengambil keputusan selanjutnya.

3. Tergoda Melanggar Trading Plan di Real Account
Anda akan merasa lebih emosional karena berhadap-hadapan dengan resiko yang nyata. Akibatnya, godaan untuk melakukan kebiasaan buruk pun akan lebih kuat.

Kebiasaan buruk tersebut adalah melanggar trading plan. Ketika Anda mengira telah bisa menjalankan trading plan dengan disiplin, pada kenyataannya Anda mungkin justru akan melakukan kesalahan-kesalahan umum dalam trading. Misalnya seperti;
Memperjauh level stop loss,
Menutup transaksi meskipun profit baru sedikit, atau
Trading balas dendam (membalas kerugian yang telah dialami sebelumnya).

Bagi sebagian trader, keinginan untuk membuktikan bahwa mereka bisa berhasil di real account sama seperti yang pernah mereka lakukan di demo account bahkan bisa memicu masalah baru. Misalnya, overtrading dan melanggar trading plan mereka.

Nah, jadi apa yang seharusnya Anda lakukan agar bisa berhasil di real account sebagaimana di demo account, bahkan lebih sukses? Cara yang baik untuk menjembatani jurang antara demo dan real account adalah "menduplikasi" sikap trading tanpa emosi seperti yang Anda lakukan di demo account.
Trading Tanpa Emosi Lebih Sukses

Fokuslah pada proses yang Anda lakukan, bukan pada profit yang dihasilkan. Lakukanlah transaksi satu per satu dan fokus pada penerapan trading plan serta manajemen resiko yang tepat.

Pastikan alokasi resiko memang sejumlah uang yang sudah siap untuk Anda "korbankan". Jangan pedulikan apakah hasil transaksi tersebut akan untung atau rugi. Anda tidak perlu memikirkan hal tersebut.


Jika prosesnya benar, maka hasilnya akan mengikuti
Hal ini akan membantu meringankan tekanan dan membantu Anda untuk lebih berkonsentrasi pada transaksi Anda. Mungkin ini terdengar terlalu utopis bagi Anda, namun percayalah bahwa itulah yang memang harus Anda lakukan.

Kemudian, biasakan untuk menulis jurnal trading Anda setiap kali Anda selesai melakukan transaksi. Ini adalah kebiasaan yang sangat baik. Tuliskan semua yang terjadi, kemudian jawab pertanyaan-pertanyaan berikut ini:
Mengapa hasilnya berbeda dengan ketika simulasi?
Apakah reaksi serta keputusan Anda berbeda ketika trading sungguhan dibandingkan dengan saat simulasi?
Hal apa yang semestinya Anda lakukan?

Dengan mencatat semua kesalahan di real account yang tidak pernah Anda lakukan di demo, Anda akan tahu permasalahan apa yang sesungguhnya harus Anda perbaiki.

Proses "naik kelas" dari demo ke real memang sangat menantang, namun itu tidak akan menghentikan Anda untuk bergerak naik. Anda hanya harus lebih santai dan memastikan bahwa Anda sepenuhnya sadar dan siap secara mental, yang diperlukan untuk trading sesungguhnya.

Selamat naik kelas.

Expert Advisor (EA)

 

Tiga EA Forex Terbaik 

Dalam Meraih Profit Yang Konsisten

Berikut ini beberapa EA Forex yang berdasarkan rekam jejak-nya tanpa cela dan bisa diandalkan untuk meraup profit di pasar forex.

Memilih Expert Advisor (EA) yang bisa diandalkan untuk trading Forex itu bisa diibaratkan mencari jarum di tumpukan jerami. Ada banyak sekali jenis EA Forex yang ditawarkan diluar sana, sehingga Anda bisa jadi kebingungan dan malah akhirnya memilih EA yang tak menghasilkan banyak profit, atau malah terkena scam

Banyak orang memilih untuk melakukan trading forex sendiri, dan itu oke-oke saja bila Anda punya cukup waktu untuk trading. Tetapi bila pekerjaan tetap Anda perlu banyak lembur, atau bila Anda ingin memiliki waktu luang lebih untuk keluarga Anda, maka trading forex menggunakan Expert Advisor adalah pilihan yang terbaik.

robot ea

Tetapi, bagaimana cara memilih sinyal trading dan EA forex terbaik yang bisa diandalkan? Ada beberapa petunjuk untuk memilih software berharga ini, tetapi tetap saja Anda akan pusing kalau harus memeriksa semua EA forex yang ada di Dunia ini satu-satu. Oleh karena itu, kami telah memilihkan beberapa EA yang berdasarkan rekam jejak-nya nampak bisa diandalkan untuk meraup profit di pasar forex. Rekam jejak mereka tanpa cela dan menjanjikan lebih banyak manfaat lagi di masa depan.

1. Forex Real Profit EA

Forex Real Profit EA berspesialisasi menggunakan teknik scalping dan breakout pada pair-pair paling populer. EA yang nampak canggih ini menyediakan rekam jejak hasil trading akun riil di broker IC Markets sejak bulan Juni 2013, dimana ia sukses meraih gain +72,95%, dan di broker Pepperstone sejak Februari 2012 dengan gain +41.57%.

Forex Real Profit EA
Fitur paling menarik dari Forex Real Profit EA adalah setting-nya yang canggih. EA ini menggunakan kombinasi lima strategi untuk memanen profit di pasar dalam segala kondisi. Selain itu, Forex Real Profit EA juga memiliki dua fitur langka, yaitu "invisible mode" yang bisa mencegah broker menginterupsi posisi trading Anda, serta  "high-impact news filter" yang memungkinkan EA ini menghindari waktu-waktu rilis berita fundamental berdampak besar. Jika Anda tertarik untuk membaca lebih lanjut mengenai EA forex terbaik ini, kunjungilah bahasan eksklusif  mengenai Forex Real Profit EA disini.

2. EA Forex Diamond

Jika Anda telah menderita sakit kepala berat karena pusing memikirkan strategi trading yang tepat, maka EA Forex Diamond bisa jadi akan membuat Anda happy. Dilengkapi oleh berbagai perangkat pelengkap seperti spread protection, slippage protection, help-desk, dan News Filter, performa trading EA Forex Diamond digadang-gadang terhitung tinggi.

EA Forex Diamond
Sinyal trading ini telah eksis sejak bulan Februari tahun 2013, dan telah menghimpun gain di atas 100%. Pelanggan sinyal trading ini bisa menduplikasi hasil tersebut dengan modal yang jauh lebih rendah, juga menikmati berbagai kelebihan lainnya. Untuk informasi selengkapnya, liputan tentang EA Forex Diamond disini bisa membantu Anda.

3. GPS Forex Robot

Salah satu EA Forex terbaik di pasaran ini dikembangkan oleh sekelompok tim programmer dipimpin oleh Mark Larsen. Secara umum, GPS Forex Robot beroperasi berdasarkan metrik yang relatif simpel, tetapi rekam jejak-nya mampu menampilkan profitabilitas tinggi secara sangat konsisten.

Review EA GPS Forex Robot

Speasialisasi GPS Forex Robot termasuk menjalankan strategi Trend Trading, Martingale, dan Stop and Reverse pada pair EUR/USD, EUR/CHF, EUR/GBP, dan USD/CHF. Performa impresif-nya sudah tercatat dalam rekam jejak di Myfxbook sejak Mei 2012 dengan gain mencapai ratusan persen, dapat disimak pada liputan berikut ini.

Ketiga sinyal trading forex tersebut unik dan menarik, bukan!? Tak heran jika disebut sebagai EA Forex terbaik. Rekam jejak akun di MyFxBook juga terkenal tak bisa direkayasa, sehingga catatan-catatan disana bisa digunakan untuk mengintip keandalan expert advisor. Berdasarkan catatan tersebut, EA-EA disini mungkin tidak terlalu sensasional dalam menghasilkan profit, tetapi berdasarkan rekam jejak yang disediakan, mereka nampaknya bisa diandalkan. Profitabilitas menarik dengan risiko drawdown relatif rendah, merupakan kombinasi yang jarang ada.

Namun demikian, risiko rendah bukan berarti tanpa risiko. Itu sebabnya observasi yang hati-hati diperlukan dalam proses pemilihan dan pengaplikasian EA Forex. Oleh karena itu, jangan beranggapan bahwa asal sudah pasang EA yang bagus dan sewa VPS, lalu Anda bisa lepas bebas begitu saja. Ibarat pemilik toko yang mesti secara rutin memeriksa bisnisnya walau sudah punya manajer sendiri, Anda pun perlu melakukan evaluasi berkala untuk memastikan agar EA Forex manapun yang Anda gunakan tidak menimbulkan kerugian yang tak diinginkan

Osilator stokastik

Osilator atau pengalun stokastik adalah indikator daya gerak yang digunakan dalam analisis teknis yang diperkenalkan oleh George Lane pada tahun 1950-an, untuk membandingkan harga penutupan suatu komoditi terhadap rentang harga dalam suatu periode tertentu.

Pada dasarnya indikator ini digunakan untuk mengukur kekuatan relatif dari harga terakhir terhadap rentang harga tertinggi dan harga terendah selama periode rentang waktu yang kita inginkan.

Indikator ini biasanya dihitung dengan rumusan sebagai berikut:

dan dapat dikembangkan dengan mengubah periode waktu yang digunakan dalam perhitungan harga tertinggi dan terendah.

Pemikiran yang melatar belakangi indikator ini adalah kecenderungan harga untuk mendekati harga tertinggi yang pernah dicapai sebelumnya pada saat nilai pasar naik (bullish) dan mendekati nilai terendah yang pernah dicapai sebelumnya pada saat nilai pasar menurun (bearish). Sinyal transaksi dapat ditentukan saat osilator stochastic memotong garis pergerakan rata-rata (moving average).

Dua indikator osilator stochastic biasanya digunakan untuk menghitung variasi pergerakan harga kedepan, yaitu suatu stochastic cepat (%K) dan sochastic lambat (%D). Perbandingan dari statistik ini adalah merupakan suatu indikator kecepatan yang bagus guna menentukan pada harga berapakah perubahan akan terjadi . Stochastic cepat atau %K adalah sama dengan Williams %R, dengan menggunakan skala 0 hingga 100 dan bukannya -100 ke 0, tetapi terminologi keduanya tetap berbeda .[1]

Stochastic cepat atau juga biasa disebut Stoch %K menggunakan cara perhitungan rasio sebagai berikut:

HP=Harga penutupan
Terendah=harga terendah

Biasanya nilai "N" yang digunakan adalah 14 hari namun ini dapat saja bervariasi. Apabila harga penutupan saat ini adalah merupakan harga yang terendah dalam N-hari terakhir, nilai %K adalah 0, dan apabila harga penutupan saat ini adalah merupakan harga tertinggi dalam N-hari terakhir maka nilai %K=100.

Stochastic oscillator lambat atau juga disebut Stoch %D menggunakan perhitungan pergerakan harga sederhana dari statistik Stoch %K melintasi periode s periods . Biasanya s=3:

atau lebih umum digunakan:

Stochastic Ea

Rentang osilator %K dan %D adalah dari 0 hinga 100 dan sering kali dinyatakan dalam bentuk tanda garis. Tingkat yang mendekati ekstrem adalah 100 dan 0, baik bagi %K maupun %D, mengindikasikan kekuatan atau kelemahan yang disebabkan oleh karena terbentuknya harga atau mendekati harga tertinggi atau terendah baru dalam N-hari.

Terdapat dua jenis metode yang terkenal untuk menggunakan indikator %K dan %D dalam pengambilan keputusan untuk membeli atau menjual saham. Metode pertama adalah menggunakan perlintasan dari sinyal %K dan %D dan metode kedua adalah menggunakan asumsi bahwa %K dan %D terombang-ambing (oscillate) dalam melakukan keputusan beli dan jual .[2]

Pada metode pertama, %D berlaku sebagai pemicu atau garis sinyal untuk %K. Sinyal beli akan diperoleh sewaktu %K memotong keatas melintasi %D, ataupun sebaliknya dengan sinyal jual yang akan diperoleh ketika %K memotong kebawah melintasi %D.[2] Perlintasan tersebut dapat saja terjadi dengan amat sering dan untuk menghindari sinyal palsu maka sebaiknya ditunggu terjadinya suatu lintasan yang bersamaan dengan indikasi kelebihan minat beli (overbought) ataupun kelebihan minat jual (oversold) ataupun hanya pada saat terjadinya puncak atau menembus garis %D.[1] Apabila volatilitas harga amat tinggi, maka dapat digunakan pergerakan rata-rata yang sederhana dari indikator Stoch %D

Pada metode kedua, beberapa analis memperdebatkan bahwa %K atau %D pada tingkat di atas 80 dan di bawah 20 dapat diartikan sebagai kelebihan minat jual ataupun beli. Harap diingat juga bahwa batasan 20/80 ini bukanlah batasan mutlak. Bisa saja 30/70 atau yang lain.

Keadaan oversold ini akan memicu naik turunnya harga dalam jangka panjang. Apabila sedang terjadi kenaikan harga namun stochastic sudah menuju titik overbought-nya dan mulai meninggalkan area tersebut, itu berarti akan terjadi tekanan pada laju kenaikan harga yang pada akhirnya membuat harga kembali turun sampai keseimbangannya yang baru.

Dalam teori bahwa harga terombang-ambing (oscillate), kebanyakan analis termasuk juga George Lane, merekomendasikan untuk melakukan pembelian atau penjualan saat terjadinya pembalikan arah .[1][2] Atau dengan kata lain, pembelian atau penjualan dapat dilakukan setelah terjadinya sedikit pergerakan kearah balik, misalnya apabila indikator bergerak keatas angka 80 maka investor harus menunggu hingga indikator berada sedikit dibawah 80 untuk melakukan pnjualan ( sinyal jual).

George Lane, seorang analis keuangan pada era 1950an adalah merupakan orang pertama yang mempublikasikan penggunaan dari stochastic oscillators ini untuk meramalkan pergerakan harga kedepannya

Stochastic Oscillator

Indikator Stochastic Oscillator adalah suatu indikator momentum yang menunjukkan lokasi harga penutupan terakhir dibandingkan dengan range harga terendah atau tertinggi selama periode waktu tertentu.Indikator ini dikembangkan oleh George C.Lane di akhir 1950-an.

Ada tiga versi dari indikator Stochastic Oscillator yaitu Fast Stochastic,Slow Stochastic dan Full Stochastic.

Dan yang akan dibahas pada artikel ini adalah Slow Stochastic karena versi yang ini lebih mudah dibaca dan paling sering digunakan oleh para trader.

Slow Stochastic memiliki 3 parameter yaitu %K periode (dalam artikel ini merupakan garis warna biru). %D periode (garis warna merah) dan smooth.Nilai stochastic berada antara 0-100.

Karena stochastic merupakan sebuah indikator momentum maka indikator ini tidak selalu mengikuti pergerakan harga naik atau turun.

Kekeliruan banyak trader yang menggunakan indikator stochastic adalah menjadikan indikator ini untuk mengukur overbought (jenuh beli) dan oversold (jenuh jual) suatu pergerakan harga.Banyak trader yang beranggapan bahwa jika nilai stochastic di atas 80 merupakan indikasi bahwa harga overbought dan kemungkinan akan terjadi perubahan trend menjadi bearish,demikian pula jika nilai stochastic di bawah 20 dianggap merupakan indikasi bahwa harga oversold dan kemungkinan akan terjadi perubahan trend menjadi bullish.

Tentu saja tidak demikian.Jika nilai stochastic di atas 80 artinya bahwa momentum harga naik sedang kuat dan harga memiliki kecenderungan untuk terus bergerak naik. Seperti yang ditunjukkan pada gambar dibawah ini.

Jika nilai stochastic di bawah 20 artinya bahwa momentum harga turun sedang kuat dan harga memiliki kecenderungan untuk terus bergerak turun. Seperti yang ditunjukkan pada gambar dibawah ini.

Penggunaan Stochastic

Slow Stochastic dapat digunakan sebagai sinyal beli dan sinyal jual.

Jika garis %K (warna biru) memotong garis %D (warna merah) ke atas,berarti itu sinyal untuk beli.Jika garis %K memotong garis %D ke bawah,berarti itu sinyal untuk jual.Tetapi perlu diingat bahwa,keputusan untuk beli dan jual tidak boleh hanya berdasarkan indikator stochastic saja.Anda harus melihatnya dalam satu konteks dengan pergerakan harga atau melihat market structure-nya juga.Anda harus memadukan indikator stochastic dengan analisis teknikal lainnya.Misalnya dengan support dan resistance.

Untuk membuat keputusan beli Anda harus melihat apakah harga sedang berada di area support apa tidak.Dan apakah sinyal stochastic memberikan sinyal beli?

Perhatikan gambar di bawah ini.

Seperti yang dapat Anda lihat pada gambar di atas.Ketika harga berada di area support dan indikator stochastic memberikan sinyal beli (garis %K memotong garis %D ke atas) maka itu adalah saat yang tepat untuk membeli.

Tidak serta merta jika indikator stochastic memberikan sinyal beli Anda langsung eksekusi beli.Selalu lihat Big Picture-nya.

Sama halnya ketika Anda ingin menjual,Anda harus melihat pergerakan harga berada di area resistance apa tidak? Jika berada di area resistance dan indikator stochastic memberikan sinyal jual (garis %K memotong garis %D ke bawah) maka itu adalah saat yang tepat untuk menjual seperti yang ditunjukkan pada gambar berikut ini.

Nilai standar yang ada pada slow stochastic adalah (5,3,3). Sebaiknya Anda menggunakan settingan standar saja secara konsisten.

Tetapi jika ingin menggunakan settingan sesuai dengan yang Anda mau untuk mengoptimalkan hasil trading,Anda harus selalu melakukan backtesting untuk mengetahui hasil settingan tersebut.

Good Luck!

Enjoy the process and have good trading habits!



Candlestic patern Harami

Pola Candlestick Harami (artinya "hamil" dalam bahasa Jepang) dianggap sebagai pola pembalikan. Polanya terdiri dari dua Lilin:

  1. Lilin Bullish atau Bearish Lebih Besar (Hari 1)
  2. Lilin Bullish atau Bearish yang Lebih Kecil (Hari 2)

Pola Harami dianggap bullish atau bearish berdasarkan kriteria di bawah ini:

Bearish Harami: Harami bearish terjadi ketika ada candle hijau bullish besar pada Hari 1 diikuti oleh candle bearish atau bullish yang lebih kecil pada Hari 2. Aspek terpenting dari Bearish Harami adalah harga mengalami gap down pada Hari 2 dan tidak dapat bergerak lebih tinggi kembali ke penutupan Hari 1. Ini adalah tanda bahwa ketidakpastian bisa memasuki pasar.

Bullish Harami: Bullish Harami terjadi ketika ada candle merah bearish besar pada Hari 1 diikuti oleh candle bearish atau bullish yang lebih kecil pada Hari 2. Sekali lagi, aspek terpenting dari bullish Harami adalah bahwa harga mengalami gap up pada Hari 2 dan harga tertahan dan tidak dapat bergerak mundur ke penutupan bearish Hari 1.

Contoh Grafik Harami Candlestick

Bagan di bawah kontrak Berjangka Nasdaq 100 E-mini menunjukkan contoh pola kandil Harami naik dan turun:

Pola Harami pertama yang ditunjukkan di atas pada grafik E-mini Nasdaq 100 Future adalah Harami pembalikan bullish. Pertama ada candle merah bearish yang panjang. Kedua, pasar membuka celah. Dalam kasus di atas, Hari 2 adalah kandil naik, yang membuat Harami naik terlihat lebih naik.

Sinyal Beli Potensi Harami Candlestick

Sinyal beli dapat dipicu ketika sehari setelah Harami bullish terjadi, harga naik lebih tinggi, ditutup di atas trendline resistance downward. Pola bullish Harami dan break trendline merupakan kombinasi yang berpotensi memunculkan kembali sinyal beli.

Pola Harami kedua yang ditunjukkan di atas pada grafik E-mini Nasdaq 100 Future adalah Harami pembalikan bearish. Candle pertama adalah candle hijau bullish yang panjang. Pada candle kedua, pasar membuka celah pada pembukaan. Bagan di atas e-mini menunjukkan bahwa Hari ke-2 adalah kandil bearish; ini membuat Harami yang bearish terlihat lebih bearish.

Sinyal Jual Potensi Candlestick Harami Sinyal jual bisa dipicu ketika sehari setelah Harami bearish terjadi, harga turun lebih jauh ke bawah, ditutup di bawah garis tren support naik. Jika digabungkan, pola Harami bearish dan terobosan garis tren dapat diartikan sebagai sinyal jual yang potensial.

Pola pembalikan dua kandil yang agak berlawanan adalah Pola Bearish Engulfing (lihat: Pola Engulfing Bearish) dan Pola Bullish Engulfing (lihat: Pola Bullish Engulfing).

Informasi di atas hanya untuk tujuan informasi dan hiburan dan bukan merupakan nasihat perdagangan atau ajakan untuk membeli atau menjual saham, opsi, masa depan, komoditas, atau produk valas. Kinerja masa lalu belum tentu merupakan indikasi kinerja masa depan. Perdagangan pada dasarnya berisiko. Commodity.com tidak bertanggung jawab atas kerusakan khusus atau konsekuensial yang diakibatkan oleh penggunaan atau ketidakmampuan untuk menggunakan, materi dan informasi yang disediakan oleh situs ini.

Pola Engulfing Bullish dan Bearish Engulfing

Pola engulfing adalah kebalikan dari pola harami dengan pengecualian bahwa kandil yang menyusun pola tidak boleh berwarna sama. Ini mirip dengan pola pembalikan luar. Seperti pola harami, pola engulfing terdiri dari dua kandil dengan kandil pertama merupakan kandil yang relatif pendek dengan tubuh riil pendek dan yang kedua kandil besar dengan tubuh nyata besar yang menelan tubuh kandil pertama. Pola engulfing bisa berupa bearish atau bullish, tergantung lokasinya pada grafik harga. Selain itu, warna kandil sangat penting.

Pertama, pola engulfing adalah pola pembalikan tren dan oleh karena itu harus muncul dalam tren yang ada. Pola ini lebih dapat diandalkan jika muncul di atau dekat garis support atau resistance , atau garis tren. Kedua, warna kandil itu penting. Dalam tren naik, kandil pertama dalam pola harus berwarna terang yang menunjukkan bahwa ia ditutup lebih tinggi dari harga terbukanya. Kandil kedua yang lebih besar harus berwarna gelap, yang menunjukkan bahwa penutupannya lebih rendah dari harga pembukaannya. Tubuh kecil sebenarnya dari kandil pertama menunjukkan tingkat keragu-raguan dan ketidakpastian tentang tren naik. Kemudian tubuh besar dari kandil kedua menunjukkan bahwa penawaran telah melebihi permintaan dan permulaan tren turun sangat mungkin terjadi. Sebaliknya, dalam tren turun, kandil pertama dalam pola harus berwarna gelap yang menunjukkan bahwa ia ditutup lebih rendah dari harga pembukaannya. Kandil kedua yang lebih besar kemudian harus ringan, yang menunjukkan bahwa ia ditutup lebih tinggi dari harga pembukaannya. 
Tubuh kecil sebenarnya dari kandil pertama menunjukkan tingkat keragu-raguan dan ketidakpastian dalam tren turun dan tubuh besar kandil kedua menunjukkan bahwa permintaan telah melebihi penawaran dan permulaan tren naik sangat mungkin terjadi. Ketiga, panjang tubuh nyata kandil pertama signifikan karena tubuh nyata yang lebih kecil menyiratkan keraguan dan ketidakpastian yang lebih besar. Keempat, volume pada kandil kedua harus lebih tinggi daripada yang pertama.

Candlestick Hammer & Hanging Man


Hammer dan hanging man adalah candle yang mempunyai bentuk yang sama, yaitu body kecil dengan shadow di bawah. Perbedaan hanya pada letaknya. Saat muncul di pasar yang sedang downtrend, maka itu disebut hammer. Sedangkan saat muncuk di pasar yang sedang uptrend maka disebut hanging man.
Syarat untuk terjadinya hammer dan hanging man adalah terdapat bodi yang kecil dan lower shadow yang panjang. Lower shadow ini minimal dua kali panjang bodi. Hammer dan hanging man tidak memiliki upper shadow atau jikapun ada upper shadow ini pendek. Warna bodi pada hammer dan hanging man tidak terlalu penting.

Pentingnya hammer dan hanging man adalah pada letaknya. Saat muncul di pasar yang sedang konsolidasi, hammer dan hanging man ini tidak memiliki arti yang penting. Namun saat muncul di pasar yang sedang trend, keduanya menunjukkan potensi terjadi reversal.

Hammer memberikan peringatan kemungkinan perubahan dari downtrend ke uptrend. Semakin panjang lower shadow, maka kemungkinan terjadinya reversal semakin besar. Demikian juga jika hammer ini muncul pada daerah yang dekat dengan level support, maka kemungkinan terjadinya reversal semakin besar.

Sebagai contoh hammer yang terjadi pada index DBX berikut ini. Setelah terjadi downtrend, muncul hammer. Setelah hammer ini index DBX mengalami uptrend.
Hanging man memberikan peringatan kemungkinan perubahan dari uptrend menjadi downtrend. Sama seperti hammer, semakin panjang lower shadow, semakin, maka semakin kuat kemungkinan terjadinya reversal.

Sebagai contoh adalah hanging man yang terjadi pada index KOSPI 200. Setelah munculnya hanging man ini, index KOSPI 200 mengalami downtrend.

Sama seperti candlestick lainnya, dalam trading menggunakan hammer & hanging man perlu alat technical analysis lainnya untuk meperkuat probabilitas dari hammer dan hangina man ini.

Trading Teknikal Ala John Murphy

John Murphy adalah penulis buku, kolumnis, dan pembicara yang sangat populer dikalangan trader technician atau chartist (trader yang mengutamakan analisa teknikal). Bukunya yang berjudul "Ten Laws of Technical Trading" atau "Sepuluh Aturan Dalam Trading Teknikal" telah dijadikan pegangan dan petunjuk, terutama bagi mereka yang ingin mengetahui penggunaan analisa teknikal secara benar dan praktis. Tulisan ini menyajikan intisari isi dari buku John Murphy tersebut

Kemana arah pasar sedang bergerak?
Sampai seberapa jauh uptrend atau downtrend akan berlangsung?
Kapan akan terjadi reversal atau pembalikan arah?

Poin-poin itulah yang menjadi perhatian utama para analis. Di balik pola pergerakan harga dan indikator teknikal yang ada pada chart trading, arah pergerakan trend adalah hal paling utama dan terpenting yang ingin diketahui para trader dan analis.

John Murphy menuliskan buku "Ten Laws of Technical Trading" berdasarkan pengalaman tradingnya selama 30 tahun dengan menggunakan analisa teknikal. Dari masukan yang diperolehnya sewaktu menjadi analis teknikal untuk acara Tech Talk di CNBC-TV, ia menyusun 10 aturan trading guna membantu trader pemula dalam memahami metode trading teknikal secara garis besar. Ia berharap agar para trader bisa mengidentifikasi setiap kesempatan yang ada di pasar guna membuka posisi trading.

trading teknikal john murphy

Aturan Trading Teknikal John Murphy

Pendekatan Murphy pada analisa teknikal lebih mengutamakan arah pergerakan harga atau trend, ketimbang alasan terjadinya trend itu sendiri. Berikut adalah 10 aturan yang mesti diperhatikan trader dalam menggunakan trading teknikal:

  1. Mengidentifikasi trend harga secara garis besar.
  2. Mengetahui dan mengikuti arah trend saat ini.
  3. Menentukan level terendah dan level tertinggi.
  4. Mengidentifikasi kapan trend akan berbalik arah.
  5. Menarik garis trend pada titik-titik penting arah pergerakan harga.
  6. Mengikuti arah garis Moving Average.
  7. Mengetahui saat pembalikan arah pergerakan harga.
  8. Mengetahui indikasi perubahan trend.
  9. Mengetahui kekuatan (strength) trend.
  10. Mengetahui arah trend dari besarnya volume perdagangan (untuk pasar saham dan futures).

Jika diuraikan, maka berikut ini adalah masing-masing penjelasan dari 10 aturan John Murphy:

1. Mengidentifikasi Trend Harga Secara Garis Besar

  • Selalu pelajari chart jangka panjang.
  • Mulailah trading teknikal dengan melihat chart Monthly (bulanan) dan chart Weekly (mingguan).
  • Time frame chart yang lebih tinggi akan lebih visible (mudah terlihat) dalam menentukan perspektif pasar jangka panjang.

Perspektif jangka panjang penting diketahui sebagai petunjuk dalam mengidentifikasi arah pergerakan harga saat ini. Jika Anda telah bisa mengidentifikasi trend jangka panjang, selanjutnya Anda tinggal melihat arah pergerakan harga pada jangka yang lebih pendek.

Apapun time frame yang biasa Anda gunakan sebagai acuan ketika trading teknikal, Anda sebaiknya selalu menengok time frame yang lebih tinggi guna memperoleh persepsi arah trend yang benar. Chart trading jangka pendek sering tidak akurat dan menimbulkan kesalahan arah trend. Bahkan jika Anda trading dalam jangka yang sangat pendek sekalipun (seperti pada time frame 5 menit atau 1 menit), akan lebih aman jika Anda membuka posisi berdasarkan chart trading jangka menengah atau bahkan jangka panjang.

2. Mengetahui Dan Mengikuti Arah Trend Saat Ini

Amati pola pergerakan harga dan dan tentukan arah trend untuk langkah trading teknikal selanjutnya. Uptrend terjadi bila level harga terendah (lembah) lebih tinggi dari level lembah sebelumnya, dan level harga tertinggi (puncak) juga lebih tinggi dari level puncak sebelumnya. Sebaliknya, suatu pola pergerakan harga dinamakan Downtrend bila level-level lembah dan puncaknya lebih rendah dari level lembah dan puncak yang terjadi sebelumnya.

Trading Teknikal Ala John Murphy

(Baca juga: Apa Yang Dimaksud Dengan Trend Forex?)

Trend dalam pasar ada 3 jenis: trend jangka panjang, jangka menengah dan jangka pendek. Tentukan terlebih dahulu apakah Anda akan trading teknikal pada jangka panjang, menengah, atau jangka pendek. Gunakan time frame trading yang sesuai. Jika Anda ingin trading pada jangka menengah, gunakan chart Weekly dan chart Daily. Jika Anda trader harian, paling tidak Anda menggunakan chart Daily disamping chart 4-hour atau yang lebih rendah.

Pada tiap time frame yang Anda pilih, hendaknya selalu dibandingkan dengan chart pada time frame yang lebih tinggi guna menentukan arah trend jangka panjang sebagai acuan. Untuk timing membuka posisi trading teknikal dengan cara ini, Anda bisa menggunakan time frame yang lebih rendah. John Murphy menyarankan agar buy pada level harga yang paling rendah untuk Uptrend, dan sell pada level harga yang paling tinggi untuk Downtrend.

Trading Teknikal Ala John Murphy Part 2

Trading Teknikal Ala John Murphy Part  3

Baca selengkapnya di: https://www.seputarforex.com/artikel/trading-teknikal-ala-john-murphy-1-109301-31

Indikator Stochastic

Salah satu indikator yang paling saya sukai dan lazim digunakan adalah indikator Stochastic. Indikator ini akan menunjukkan momentun pergerakan harga saham

Nah di artikel ini kita akan belajar bagaimana cara menggunakan indikator stochastic dan study case dalam beberapa saham.

Indikator Stochastic

Pеmbuаt indikator Stochastic adalah George C. Lane, President оf Invesment Educators, inc.

Kegunaan utama indikator ini antara lаіn untuk mendeteksi kondisi jenuh bеlі (Overbought) dаn jenuh јuаl (Oversold). Stochastic memiliki duа garis dаlаm osilator, уаng disebut dengan garis %K (diberi warna hіtаm/Biru Donker, pada gаmbаr Bеrіkut) dаn garis %D (diberi warna Merah pada gаmbаr Bеrіkut).

Kеduа garis іnі berkisar (oscillate) раdа skala vеrtіkаl 0 – 100. dі atas lеvеl 80 disebut zоnа Overbought, ѕеdаngkаn di bаwаh level 20 disebut zona Oversold

Garis %K adalah garis utama dan dіѕеbut Signal Line. sementara garis %D disebut dеngаn Trigger Line, yang merupakan rerata (Moving Average) dаrі garis %K.  

cara menggunakan indikator stochastic

Perpotongan dаrі kеduа garis ini mеnghаѕіlkаn sinyal bеlі maupun jual. Sinyal beli terjadi garis %K memotong ke аtаѕ garis %D di zоnа Oversold.

Sеbаlіknуа, sinyal јuаl terjadi apabila garis %K memotong ke bаwаh garis %D di zоnа Overbought. реrlu diperhatikan bahwa sinyal Overbought dараt dіаbаіkаn, jika harga berada pada trеn nаіk (Bullish) yang kuаt. dеmіkіаn рulа ѕеbаlіknуа, sinyal Oversold dapat diabaikan араbіlа hаrgа berada раdа trеn turun (Bearish) yang kuаt.

Sеlаіn іtu, sinyal lain yang perlu dіреrhаtіkаn adalah Divergence, уаіtu apabila tеrdараt реrbеdааn antara arah pergerakan garis %K dan pergerakan hаrgа. 

 bila tren garis %K meningkat ѕеmеntаrа trеn hаrgа menurun, mаkа menunjukkan tanda Bullish. sebaliknya, jika garis %K mеngаlаmі trеn menurun sementara trеn hаrgа meningkat, maka mengindikasikan sinyal Bearish.  

Periode ѕtаndаr Stochastic yang direkomendasikan оlеh pembuatnya adalah реrіоdе 14. nаmun, periode ini dараt dimodifikasi ѕеѕuаі kebutuhan penggunanya. 

Terdapat dua јеnіѕ реrhіtungаn nіlаі Stochastic, уаіtu fаѕt Stochastic dan Slow Stochastic. Untuk fаѕt Stochastic, nilai %K didapat dari perbandingan аntаrа harga penutupan tеrаkhіr dengan harga tertinggi dаn harga terendah Sеlаmа periode tеrtеntu.

Sеdаngkаn untuk Slow Stochastic, nіlаі %K diambil dаrі реrbаndіngаn hаrgа реnutuраn RATA-RATA Selama 3 hаrі tеrаkhіr. adapun nіlаі %D dіdараt dаrі rata-rata (Sіmрlе Moving Average) dari nilai %K Selama 3 hаrі terakhir. 

Slow Stochastic lеbіh umum dіgunаkаn, Kаrеnа sinyal уаng dіhаѕіlkаn dinilai lebih akurat dan bad signals lеbіh dapat diredam. 

KESIMPULAN cara menggunakan STOCHASTIC :

  • аrеа dі аtаѕ lеvеl 80 аdаlаh Overbought; sementara di bаwаh 20 аdаlаh Oversold
  • Sinyal Overbought dapat dіаbаіkаn dаlаm trеn naik (Bullish) уаng kuat; sementara sinyal Oversold dapat dіаbаіkаn dalam trеn turun (Bearish) уаng kuat. 
  • Sinyal bеlі terjadi араbіlа garis %K memotong dаrі bawah ke аtаѕ garis %D di аrеа OVERSOLD; ѕеdаngkаn sinyal јuаl terjadi араbіlа garis %K mеmоtоng dari аtаѕ kе bawah garis %D dі аrеа OVERBOUGHT
  • Sinyal beli dan jual јugа dіhаѕіlkаn oleh Divergence аntаrа trеn garis %K dan tren pergerakan hаrgа.  

Demikian artikel cara menggunakan stochastic dalam menganalisa harga saham. Semoga bermanfaat

Prediksi dan Kesempurnaan - Dua Musuh dari Trading yang Sukses

Sebagian besar calon pedagang sering menjadi mangsa dua keyakinan irasional - Prediksi dan Kesempurnaan . Gagasan yang salah bahwa untuk men...