Translate

Kisah Sukses Arli Kurnia

Kisah Arli Kurnia: Dari Utang Ratusan Juta, Balik Sukses Kantongi Miliaran Editor Lina Setya -15 Juli 2020 | 11:50382 Arlianto Kurniawan, atau lebih populer dengan nama Arli Kurnia SMOL.ID, JAKARTA
– Arlianto Kurniawan, atau lebih populer dengan nama Arli Kurnia, Pria kelahiran Jakarta, 2 Juni 1981 adalah seorang pengusaha yang dikenal banyak orang dengan pelatihan dan tips-tips bisnisnya. Jargon ‘membebaskan diri dari utang’ sangat identik dengan dirinya, begitu juga kiat membangun usaha tanpa modal ‘bank’. 

Arli adalah Direktur Utama PT Sukses Niaga Solusindo yang terkenal dengan produk penghemat BBM bermerek Cleanoz. Ia mengawali karirnya sebagai penjual ‘cairan ajaib’ untuk kendaraan bermotor itu pada tahun 2012. Usahanya pun berhasil membawanya pada sosok pebisnis sukses. Namun, hal itu diperolehnya bukan dengan cara instan. Bahkan, sebelum memulai bisnis Cleanoz, ia memiliki utang yang sangat banyak hingga membuatnya terpaksa menjual seluruh aset yang ia miliki. “Dulu saya bisnis pakai utang, beli mesin saja pakai utang, jadi nggak ada uang akhirnya saya apa-apa pakai angsuran. Waktu itu 1 bulan saya ada 6 angsuran. Ada mobil, ada mesin cuci, mobil saja ada 3 saya angsur. Saya dari bujang sudah punya utang,” kata Arli, 

Arli memiliki utang hingga Rp 400 juta. Merasa lelah dengan utangnya, ia pun menjual seluruh aset-asetnya dan menutup bisnis kecil-kecilan yang ia miliki untuk membayar utang,. “Semua saya jual habis, jual rugi. Saya itu ada usaha kuliner, laundry, ada beberapa usaha. Tapi 2012 itu semuanya saya tutup karena nggak kuat. Usahanya nggak bisa untuk bayar utang. Proses saya melunasi utang itu 30 hari, November sampai Desember. Saya fokus menjual barang saya yang belinya pakai utang. Selama 30 hari saya memutuskan untuk bebas dari utang walaupun belum 100%. Jadi utang saya itu Rp 400 juta, akhirnya masih sisa Rp 40 juta. Nah saat itu saya sudah nggak punya apa-apa, nggak punya bisnis lagi,” ungkap Arli. Dalam kondisi tersebut, Arli memutuskan untuk bangkit. Ia pun berusaha berjualan produk-produk apa pun yang ia temui. 

“Karena posisi dari nol lagi, nggak punya apa-apa, hanya ratusan ribu, itulah yang saya pakai buat beli barang, saya jual, dapat untung, saya putar lagi. Saya coba jual penguat sinyal, kartu perdana. Saya coba jual ke teman-teman lewat Facebook, saya ketemu orang, pokoknya cara-cara konvensional banget,” urainya. Hingga pada akhirnya ia menemukan produk penghemat BBM berbentuk cairan. Ia pun memutuskan memulai bisnis penghemat BBM itu hanya dengan modal Rp 900 ribu yang ia miliki. “

Jadi saya sebetulnya nggak milih bisnis itu. Awalnya kan saya jual penguat sinyal, itu kan barang impor, jadi ketika saya cari barangnya lagi itu sudah nggak ada. Lalu saya bingung jualan apa lagi. Akhirnya saya ketemu penghemat BBM ini. Tadinya saya mau jualan punya orang. Tapi karena saya nggak punya uang akhirnya saya memutuskan untuk membuat sendiri. Jadi karena dulu mau jualan harus order itu Rp 4,5 juta, itu pun saya nggak punya uang. Akhirnya saya beli eceran, beli 1 botol, saya lihat itu apa isinya, ternyata minyak atsiri. Lalu saya belajar apa itu minyak atsiri dari warnet,” papar dia. 

Dengan modal Rp 900 ribu dan pengetahuan yang minim akan penghemat BBM tersebut, Arli tetap nekat memproduksinya. “Sebenarnya saya sendiri nggak bisa buat, saya cari orang yang bisa buat, saya bawa itu berkas-berkasnya ke sana, dan ternyata dia bisa buat. Saya punya uang Rp 900.000, saya dapat 1 jerigen waktu itu. Ya sudah saya botolin, lalu pelan-pelan saya jual. Waktu itu banyak yang menolak karena nggak percaya. Saya jual ke teman-teman dekat. Akhirnya orang mau beli karena kasihan,” ujar Arli. 

Namun, pada akhirnya produk penghemat BBM miliknya yang ia namai Cleanoz itu mulai direspons pasar. “Sampai satu titik dulu itu namanya dexon, belum Cleanoz. Itu ditetesi ke motor teman-teman saya sama seorang teman saya juga, nggak dibilang itu apa. Terus besoknya orang yang ditetesi cairan itu sebagian besar telepon ke saya. Karena ada orang yang tadinya motornya itu macet, jadi nggak macet lagi, starternya yang macet jadi lancar, tarikannya enteng,” jelas dia. 

Dengan berbagai upaya yang ia lakukan, juga dengan tekad ‘sebelum laku tak akan pulang’, akhirnya hanya dalam waktu 1,5 tahun ia sukses meraup omzet Rp 4,5 miliar hanya dari berjualan Cleanoz. “Akhirnya dari situlah mulai banyak testimoni dan banyak berkembang,” pungkas Arli.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Prediksi dan Kesempurnaan - Dua Musuh dari Trading yang Sukses

Sebagian besar calon pedagang sering menjadi mangsa dua keyakinan irasional - Prediksi dan Kesempurnaan . Gagasan yang salah bahwa untuk men...