Translate

metodologi scalping, trik dan tips

Pengguna strategi Scalping membutuhkan konsentrasi yang tinggi, juga memerlukan pemahaman yang baik tentang trading, dilengkapi dengan kemampuan analisis.

Scalping Forex merupakan istilah yang sudah populer di kalangan trader. Teknik ini dikenal dengan membuka dan menutup sebuah atau beberapa posisi trading dalam tenggang waktu yang sangat singkat, terkenal juga dengan istilah "terlihat untung, langsung sikat".

Ada sebuah anggapan bahwa metode Scalping ini dianggap aman, sehingga teknik ini sangat familiar bagi pelaku pasar. Teorinya, para scalper bermain pada time frame rendah dan menahan posisinya hanya dalam waktu yang sangat singkat dibanding trader non-scalper. Dengan demikian maka pengamatan pada kondisi pasar keseluruhan jadi sangat terbatas, dan resiko yang timbul akibat pergerakan harga pasar bisa ditekan.

Namun demikian, metode scalping tidak selalu menguntungkan, walau juga tidak selalu merugikan. Hal ini kembali kepada karakter masing-masing trader.

metodologi scalping, trik dan tips
Profit yang dihasilkan dari setiap posisi trading dengan metode Scalping biasanya kecil, tetapi bila dijumlahkan untuk seluruh posisi trading yang telah closed, maka jumlah profitnya bisa cukup besar juga. Para Scalper selalu menghindar dari mengambil resiko besar. Mereka pantang trading dengan sekali gebrak menghasilkan profit besar, melainkan trading dengan frekuensi tinggi dan profit kecil, tetapi aman. Dengan demikian, seorang scalper membutuhkan kesabaran, dan harus rajin dalam meniti pergerakan harga pasar agar diperoleh profit sesering mungkin. Bagi orang-orang berkarakter analis yang serius dengan mengharap hasil yang selalu spektakuler dalam tradingnya, maka akan kecewa dan frustasi bila menerapkan cara ini.

Para Scalper membutuhkan konsentrasi yang tinggi, memonitor harga dan pengambilan keputusan sangat cepat. Juga memerlukan pemahaman yang baik tentang trading dilengkapi dengan kemampuan analisis.

Scalping melibatkan resiko yang tinggi. Banyak pemula memiliki masalah umum ketika trading; mereka cenderung untuk berupaya memaksimalkan keuntungan transaksi dengan mempertaruhkan keseluruhan modal sekaligus. Maka sebaiknya jangan lakukan itu. Memaksimalkan profit harus sejalan dengan memaksimalkan risiko. Ukuran posisi terbuka harus dihitung sangat akurat, sehingga seluruh account Anda tidak akan habis dalam sekali transaksi.

Untuk memahami sepenuhnya cara trading scalping, pertimbangkan ini: kerja keras dan keuntungan kecil terakumulasi selama jangka waktu tertentu, dapat dengan mudah habis dengan satu kerugian besar (karena tidak membatasi kerugian). Menemukan keseimbangan antara tingkat keuntungan dan kerugian adalah hal yang paling sulit untuk para scalper.

Belajar dari Paul Rotter

Tahun 2003, suatu broker di London mencatat bahwa salah satu customer-nya telah membukukan volume trading yang paling tinggi selama 8 tahun berturut-turut. Dia adalah Paul Rotter, seorang trader sukses dengan jumlah lot trading rata-rata 3 juta setiap bulan, dan berhasil membukukan 65–78 juta dollar dalam setiap tahunnya.

Paul Rotter termasuk salah satu seorang trader scalping sukses di muka bumi ini. Sukses trading Paul Rotter dimulai ketika ia bersama Kinski (salah satu teman dekatnya) membuka Greenhouse, suatu firma finansial. Dari modal awal sebesar $526,000, dalam tiga bulan kemudian Greenhouse telah membukukan profit $6,5 juta.

Semua trader dapat mencoba untuk menapaki kesuksesan Paul Rotter, dan berikut adalah wawancara lengkap Paul Rotter dengan salah satu majalah trader

Q : Moment apa yang membawa Anda untuk terjun di dunia trading?

A : Aku memulainya dengan mengikuti suatu kontes trading. Ketika itu aku masih duduk di bangku sekolah.

Q: Bagaimana Anda bisa menjadi profesional?

A: Waktu itu aku bekerja di salah satu bank Jepang, dan aku bertemu dengan salah seorang Chief Trader di bank tersebut. Dia berhasil membukukan profit yang konstan dan aku banyak berdiskusi dengannya mengenai psikologi market\

Q: Selama karir profesional Anda, apakah Anda terus menjadi seorang scalper, atau pernah mencoba strategi lain?

A: Aku selalu menjadi seorang scalper, namun aku mengatur frekuensi trading aku sesuai volatilitas yang terjadi di market.

Q: Berapa jam sehari Anda menghabiskan waktu di depan komputer ketika trading?

A: Biasanya sekitar 5 jam, namun ketika terjadi event-event market yang besar maka bisa sampai 11 jam.

Q: Berapa time frame chart yang Anda gunakan?

A: Aku biasanya menggunakan timeframe antara 5 sampai dengan 30 menit. Menggunakan trendline dan indikator Commodity Channel Index (CCI) untuk mengamati volatilitas yang terjadi di market.

Q: Berapa lama biasanya Anda membuka posisi trading?

A: Aku biasanya membuka posisi secara bergantian dalam hitungan menit, paling lama dalam hitungan jam.

Q: Apa yang Anda lakukan bila harga bergerak berlawanan dengan open posisi trading kamu? Apakah Anda menggunakan Stop Loss?

A: Aku akan segera mencari penyebabnya dan menutup posisi bila market bergerak berlawanan denganku.

Q: Kenapa Anda tidak mempunyai problem dalam menutup open posisi, bahkan dengan cara mengambil posisi yang berlawanan? Bukankah seharusnya seorang trader harus berpegang teguh kepada opininya?

A: Tidak, Anda salah. Seorang analis atau seorang mahaguru trading lah yang harus berpegang teguh kepada opininya. Seorang trader seharusnya tidak mempunyai opini; semakin kuat opini yang dipunyai, maka akan semakin susah pula dia keluar dari posisi loss.

Q: Dengan gaya trading Scalping yang Anda lakukan, Risk Management seperti apakah yang Anda terapkan?

A: Aku membuat target harian, baik untuk profit atau loss. Yang sangat penting adalah berapa maksimum loss yang bisa aku tahan.

Q: Bagaimana Anda mengatasi faktor emosi dan pikiran-pikiran yang mengganggu ketika trading?

A: Ketika situasi menjadi makin buruk, aku pergi ke kamar mandi dan menyiram tubuhku dengan air dingin atau meloncat ke kolam renang yang dingin … hahaha.

Q: Apa yang Anda lakukan ketika beristirahat sejenak dari trading?

A: Aku biasa berolah raga dan biasanya pergi ke suatu tempat untuk bertamasya.

Q: Apa yang Anda siapkan sebelum trading sehari-harinya? Apakah Anda mempunyai suatu rutinitas tertentu?

A: Sebelum market open, aku membaca semua laporan ekonomi yang akan keluar, pidato dari para petinggi Bank Sentral bila ada, lalu aku mencoba membuat level-level harga penting di market yang akan kutradingkan. Aku membuat suatu analisa sendiri dan membaca komentar-komentar analis di media untuk mendapatkan gambaran market dan level-level penting di dalamnya.


◾◾◾◾
Trik dan Tips Scalping
Ada beberapa hal penting tentang teknik scalping yang digunakan, yaitu menggunakan grafik pada timeframe 30 menit untuk memperkirakan pergerakan trend, dan menggunakan time frame 5 menit untuk membuka atau menutup posisi. Untuk mendukung teknik scalping, pada umumnya menggunakan indikator seperti Fibonacci, trend line, dan CCI.

◾◾◾◾
Waktu trading biasanya menjelang pembukaan pasar Eropa (sekitar pukul 12.00 s/d 15.00 WIB) dan Amerika (sekitar pukul 20:00 s/d 22:00 GMT). Pada saat-saat itu, volume perdagangan yang terjadi di pasar forex cukup besar. Susun rencana untuk mencapai target keuntungan harian, dan jangan terjebak untuk trading berlebihan.

◾◾◾◾
Bila Anda mengalami loss ketika trading menggunakan teknik scalping, maka jangan sekali-sekali berpikir untuk membalas kerugian Anda segera. Akan ada hari esok di mana Anda dapat kembali menggunakan teknik trading scalping.

◾◾◾◾
mestinya resiko scalping kecil mungkin karna target pipsnya juga kecil. kalo pengamatan dalam waktu terbatas apa logis kalo resikonya kecil? bukanya makin teliti pengamatannya maka peluangnya makin bagus, yg artinya disitu baru resiko bisa dikurangi? tapi kalo pengamatannya dalam waktu terbatas, apa bisa diandalkan hasilnya?

◾◾◾◾
Salut sama jawaban rotter tentang opini trading

Rupanya dg berpegang teguh sama objektivitas dalam trading bukan hal mustahil dan bisa membawa kesuksesan

Rotter ini buktinya Bahkan sebagai pro dia juga masih menggunakan prinsip itu

Bahwa seorang trader tidak seharusnya terlalu berpegang teguh pada opininya

Jika dipikirkan memang tindakan itu bisa membawa pengaruh buruk kedepannya Trading sesuai analisa hanya berdasarkan sinyal memang cocok buat scalper

Terlalu banyak beropini malah bisa makin mengulur waktu

◾◾◾◾
ooo jd mnrt tips scalping lbh baik pk 2 tf, indiny pake fibo, trend line, ato cci. tapi ane msh bngung soal wkt trdng yg ngambil pas d jm2 pasar lg rame. kl tipe trdr dbagi bkn dr gy tradingny tp dr analisany, teknikalis biasany mnghndr pas waktu2 rame bnyk rilis brt. nah kl scalper trnyt seorang teknikalis apa msh aman kl op cr ksmptn d jm2 sprt ini? dgn analisa mcm apa trdr sprt itu bs brtahan d sesi2 sibuk sprt ini?

◾◾◾◾
ane juga penasaran soal ini. kenapa banyakan trader yang sengaja mantengin release news itu kebanyakan justru para scalper? ane juga bingung sama perbedaanx scalper & news trader. scalper apa termasuk trader yang bisa trading disesi mana aja ya baik lagi banyak news atau enggak? sedangkan news trader cuman tunggu kesempatan dari release news itu? klo scalper bisa trading di banyak situasi berarti punya macem2 strategi dong ya? mereka bisa keluar masuk walopun pasar lagi banyak pergerakan, di kondisi sepi pun bisa ambil chance juga. tapi ada gag ya contoh scalper sukses yang cuman trading di sesi pasar sepi? kan prinsip mereka op dgn tp sedikit2 , jadi harusx enggak masalah kan walo cuman mengandalkan sesi pasar yang enggak sebegitu volatil?

◾◾◾◾
@Heru Jatmiko jawabannya karena scalper ingin kepastian 100% lot yg para scalper buka sangat besar beda dengan trader harian mingguan, selain analisa teknikal dengan idikator, para scalper juga sangat butuh analisa fundamental untuk memperkuat open buy atau open sell. Sedikit saja salah prediksi bisa rugi besar, jadi kalau bisa di bilang top level trading paling beresiko ya teknik scalping. Menurut saya sih itu

◾◾◾◾
interview yang sangat bermanfaat, bisa disimpulkan bahwa dalam scalping yang penting adalah kontrol emosi, resiko, dan target. bagi seorang scalper untuk bisa selalu mempertahankan trading dengan target harian itu adalah pencapaian yang bagus.

◾◾◾◾
saya rasa karena frekuensi trading yang tinggi tentunya scalping sangat rentan terhadap pengaruh emosi, yang bisa mengakibatkan overtrading atau rasa ingin balas dendam. tapi scalper yang sudah ahli tentunya sudah matang dan bisa mengendalikan emosinya sehingga tidak terpengaruh oleh hal-hal semacam itu.

◾◾◾◾
mungkin ini adalah tantangan terbesar scalper yang harus dilalui untuk bisa menjadi seorang trader ahli.

◾◾◾◾
Kalau mnurut saya dan mncerna hasil wawancara dgn paul rotter tsb, seorang scalper tdk ber opini terhadap market,tetapi bereaksi brdasarkan pngamatan market yg sdg trjadi, itu artinya seorang scalper bisa menuai pip dr 2 arah, up dia ambil, down jg di ambil. krn target pip tdk byk maka msuk akal jk scalping bisa mngumpulkan profit yg banyak, dalam 1 jam saja bs belasan kali open posisi krn dlm 1 jam tsb bs trjadi bberapa retrace (asal hari itu tdk ada news high impact)

◾◾◾◾
Trading forex adalah berisiko tinggi. Tanggung jawab atas hasil dari segala keputusan ada pada Anda sendiri.

Informasi disajikan sebaik mungkin, tetapi kami tidak menjamin 100% akurasi semua rekomendasi yang dihadirkan.

Kami tidak menjamin kualitas materi promosi yang disediakan pihak ketiga berupa iklan berbayar, banner, dan lain sebagainya.

Materi dihadirkan untuk tujuan edukasi dan tidak diperkenankan untuk menyalin utuh. Ikuti Terms of Use untuk menggunakan materi sebagai referensi.


13 pola grafik chart pattern

Pola Grafik atau pola grafik terjadi pada pola berulang yang terjadi pada grafik (grafik) di pasar keuangan - saham, forex, komoditas, dll. Pola berulang ini dapat terjadi karena pelaku psikologi yang juga memang berulang. Sudah sifat manusia memang perilaku-ngulang kebiasaannya - baik secara sadar maupun tidak sadar. Temukan 13 pola grafik (chart patterns) beserta target harganya

# 1. Segitiga Ascending


# 2. Segitiga Simetris Bearish

# 3. Segitiga Simetris Bullish


# 4. Piala dan Gagang


# 5. Segitiga Menurun


# 6. Double Top

# 7. Wedge Jatuh

# 8. Bendera

# 9. Kepala dan Bahu

# 10. Kepala dan Bahu Terbalik

# 11. Diagram Pennant

12. Rounding Bottom



 13. Tiga Bawah




Seperti ini:



Gambar Pola Grafik (Chart Patterns) Terpenting


Margin Call

mengenai kehabisan uang karena habis main forex. Penyebabnya hanya satu: Margin Call. Apa itu Margin Call?Banyak kisah yang diutarakan oleh saudara-saudara kita, mengenai kehilangan dana karena habis main forex. Modal yang digadang-gadang mampu mengubah nasib, akhirnya malah habis tak tersisa, menghancurkan harapan yang selama ini didambakan. Penyebabnya hanya satu: Margin Call. Apa itu Margin Call? Bagaimana margin call dapat menjadi bencana bagi trader forex? Bagaimana pula cara mencegahnya? Artikel ini akan 
membahasnya.

Apa itu Margin Call?

Sebelum dibahas lebih dalam, bagi Anda yang masih pemula, silahkan terlebih dahulu membaca artikel khusus margin di halaman ini. Secara singkat, untuk dapat trading di pasar forex dibutuhkan modal yang sangat besar. Untuk membuka 1 lot dibutuhkan jaminan sebesar 10,000 hingga 100,000 USD. Jaminan inilah yang disebut dengan margin.

Margin Call (MC) adalah sistem peringatan jika ekuitas akun trading sudah tidak mencukupi nilai margin yang dibutuhkan untuk membuka posisi (margin requirement). Jadi, Margin Call merupakan sebuah fasilitas broker yang memperingatkan trader jika ekuitas akun sedang terancam oleh floating loss dari posisi trading saat ini.

Apabila kerugian posisi tersebut terus bertambah dan nilai ekuitas telah berkurang jauh dari margin requirement, maka broker akan menutup sebagian posisi, sampai margin requirement kembali terpenuhi. Penutupan posisi ini disebut Stop Out. Kebanyakan trader Indonesia salah menempatkan pengertian dari Stop Out dan Margin Call. Padahal sejatinya, MC merupakan fitur penyelamat bagi trader-trader yang hampir kehabisan modal.

Tertukarnya istilah ini muncul karena kurangnya pengetahuan trader dalam memahami seluk-beluk dan istilah trading forex. Kebanyakan trader hanya ingin mengetahui cara cepat menjadi kaya melalui trading, tanpa ingin belajar trading forex secara mendalam terlebih dahulu. Selain itu, broker-broker saat ini juga memiliki berbagai macam kebijakan perihal Margin Call dan level Stop Out. Beberapa broker bahkan menetapkan level Stop Out dan Margin Call-nya pada level 100.

apa itu margin call

Bagaimana Cara Membaca Level Margin Call?

Terdapat broker yang menerapkan level MC-nya pada 100%, ada juga yang menepatkannya pada level 40%. Bagaimana cara membaca dan menghitung nilai-nilai tersebut?

A. Margin Call level 100%

Jika pada spesifikasi akun broker Anda dijelaskan bahwa MC levelnya bernilai 100%, hal itu berarti Anda akan mendapatkan peringatan dari broker jika nilai ekuitas anda sama dengan 100% margin requirement.

MC terjadi jika Ekuitas = Margin requirement x 100%

Simak contoh berikut jika Anda masih bingung:

Budi adalah seorang trader dengan Leverage 1:1000 dan ingin membeli 1 lot EUR/USD (100,000 basis unit) pada posisi 1.35000. Maka margin yang Budi butuhkan untuk dapat membuka dan menahan posisinya adalah

Margin Requirement = (1.35000 x 100,000) / 1000 = 135 USD

Ekuitas Budi saat ini adalah 7,000 USD. Jika Budi mengalami kerugian hingga 6,865 USD dan tersisa 135 USD pada akunnya, maka Budi akan mendapat peringatan dari brokernya, atau terkena MC. Mengenai apakah posisi tersebut akan langsung ditutup atau tidak, harus diketahui terlebih dahulu, berapa level Stop Out di broker Budi

B. Margin Call Level 40%

Pada broker lain, terdapat pula level yang level Margin Call-nya diset pada nilai 40%. Hal ini berarti Anda akan mendapatkan peringatan dari broker jika nilai ekuitas Anda sama dengan 40% dari margin requirement.

MC terjadi jika Ekuitas = Margin requirement x 40%

Mari kita simak contoh yang sama.

Budi seorang trader dengan Leverage 1:1000 dan ingin membeli 1 lot EUR/USD (100,000 basis unit) pada posisi 1.35000. Margin requirement Budi untuk dapat membuka dan menahan posisinya adalah 135 USD. Jika ketentuan Margin Call ada di level 40%, pada kerugian berapa akun Budi akan mendapatkan peringatan Margin Call dari broker?

MC terjadi jika Ekuitas = 135 x 40% = 54 USD

Jumlah Kerugian yang memicu Margin Call = 7,000 - 54 = 6,946 USD

Dengan modal 7,000 USD, Budi akan terkena Margin Call saat kerugiannya mencapai total 6,946 USD, atau ketika sisa akunnya hanya mencapai 54 USD saja. Mengenai posisi akan ditutup, itu juga masih bergantung pada level Stop Out dari broker Budi.

Pasalnya, level Stop Out dari tiap broker juga berbeda-beda. Ada broker yang menempatkan level Stop Out sama dengan Margin Call pada 100%. Ada pula yang menempatkannya pada level 20% margin requirement. Bijaknya, semakin besar level Margin Call dan Stop Out broker Anda, maka dana yang terselamatkan pun lebih besar.

Bagaimana Cara Mencegah Margin Call?

  • Tutup posisi trading atau inject (tambah modal) sebelum kena Margin Call.

Jika ternyata dana dalam akun kurang memadai atau mepet, padahal masih ada posisi trading terbuka (floating), maka ada dua pilihan tindakan. Opsi pertama, tutup sendiri posisi trading yang sedang floating loss. Memang sama-sama rugi, tapi jika ditutup sendiri maka kemungkinan loss tidak sebesar jika terkena MC. Opsi kedua, jika menurut Anda tak lama lagi harga akan berbalik, maka setor (inject) dana tambahan ke broker forex Anda agar ketahanan margin meningkat.

Banyak broker yang akan menyarankan Anda untuk meng-inject kembali akun trading dengan modal lebih besar. Alasannya tentu saja agar margin kembali fresh dan posisi dapat ditahan lebih lama. Namun bijakkah hal tersebut dilakukan sebagai seorang trader?

Dari sisi psikologi trading, hal tersebut sama saja dengan Anda tidak mau mengakui kesalahan dalam menganalisa, yang tentu saja dapat berakibat lebih buruk di masa depan. Inject dana hanya bermanfaat jika Anda benar-benar yakin arah harga akan segera berbalik. Namun bagaimana jika harga malah meneruskan perjalanan hingga menghabiskan inject dana yang barusan Anda lakukan? Jika hal tersebut terus-menerus terjadi, tentu inject dana bukan lagi menjadi solusi handal untuk mengatasi kerugian besar akibat Margin Call. Karena itu, mari simak tips-tips selanjutnya untuk mendapat solusi yang lebih baik lagi.

  • Pilih leverage sewajarnya.

Leverage merupakan senjata utama trader retail dengan modal kecil. Namun, senjata ini juga dapat menjadi pedang bermata dua. Di satu sisi, Leverage dapat membantu trader meraih keuntungan besar dengan modal terbatas. Di sisi lain, Leverage juga dapat menyebabkan penyakit-penyakit seperti overtradingoverlot, dan kebiasaan buruk lain yang menyebabkan posisi cepat terkena Margin Call. Jadi langkah pertama untuk menghindari Margin Call adalah, bijaklah dalam memilih Leverage.

leverage

  • Money management yang baik.

Pada dasarnya, Anda tidak akan mengalami Margin Call jika memiliki dan patuh terhadap money management yang baik. Dalam salah satu contoh management yang baik, seorang investor hanya mengalokasikan 2% dari ekuitasnya di setiap satu posisi trading. Coba hitung, jika Anda menerapkan prinsip tersebut, mungkinkah Anda mengalami Margin Call?

money management untuk mencegah margin call

Sebagai contoh, Anda memiliki akun trading dengan ekuitas 7,000 USD. Jika hanya dialokasikan 2% dari modal dalam satu posisi, berarti kita hanya perlu menggunakan 140 USD dari akun kita untuk satu posisi. Sehingga jika digunakan aturan yang sama untuk setiap posisi trading, perlu 25 posisi loss agar ekuitas Anda menyentuh angka di bawah 50%. Mengalami kerugian 25 kali secara berturut-turut adalah hal yang cukup mustahil, kecuali jika Anda trading tanpa rencana atau sedang terkena penyakit overtrading.

  • Pantau Free Margin dan Margin Level sebelum buka posisi trading.

Di MT4, Margin Level dapat mengingatkan Anda mengenai seberapa jauh jarak Anda dari "bencana" Margin Call. Pada platform trading lain, misalnya Streamster Agea, Margin Level kemungkinan tidak ditampilkan, tetapi Anda tetap bisa memantau ketersediaan margin dari menu yang tersedia dalam bentuk Free Margin. Free Margin sering juga disebut sebagai Available Margin atau Usable Margin.

Margin di Streamster

Aturan "memantau Margin sebelum buka posisi" ini boleh jadi kedengaran remeh. Namun, banyak trader pemula mengabaikan atau tidak tahu tentang ini, sehingga mendadak kaget ketika posisi trading-nya ditutup otomatis oleh broker, segera setelah Open Posisi (OP). Disangka broker main-main, padahal diri sendiri yang lupa menengok berapa banyak ketersediaan margin.

  • Jangan buka posisi tanpa perhitungan yang baik.

Saat akan OP, selain harus menengok Margin yang masih tersedia dalam Akun, Anda juga perlu menghitung berapa banyak Margin yang dibutuhkan untuk membuka posisi baru. Bisa secara manual dengan menyusun trading plan harian, atau dengan tools semacam Kalkulator Margin.

  • Gunakan Stop Loss dan jadikan sebagai teman.

Menaruh Stop Loss di setiap posisi trading akan membantu Anda membatasi loss, sehingga MC dapat dihindari sejak awal. Selain Stop Loss, bisa juga menggunakan Trailing Stop.

Hentikan penggunaan Stop Loss dalam hati! Mulailah berteman dengan Stop Loss saat ini. Terkadang memang harga hanya mengejar Stop Loss Anda lalu kembali ke arah yang diprediksikan. Namun, terkadang harga juga bablas tanpa sempat berbalik lagi dan hanya menyisakan Margin Call. Agar tidak 'merasa dirugikan' oleh Stop Loss, sebaiknya Anda belajar lebih dalam tentang kesalahan-kesalahan umum trader dalam penempatan Stop Loss.

  • Ikuti terus pengumuman dari broker Anda.

Perlu diketahui, kebanyakan broker menetapkan syarat margin lebih tinggi pada akhir pekan. Contohnya, pada hari biasa hanya memerlukan 1% margin, tetapi untuk menahan posisi selama akhir pekan, margin yang dibutuhkan bisa meningkat hingga 2% atau lebih tinggi. Apabila syarat margin naik, maka Margin Call Level juga akan meninggi. Selain pada akhir pekan, perubahan margin juga acap dilakukan menjelang peristiwa-peristiwa yang diproyeksikan berdampak besar, misalnya Pemilu Presiden AS.

Hal penting yang perlu diingat ialah, Anda harus membaca kebijakan-kebijakan broker yang berkenaan dengan margin secara menyeluruh, agar dapat memahami serta merasa nyaman dengan risiko yang nantinya akan digunakan.

Penutup

Margin merupakan topik yang sensitif, dan beberapa orang memperdebatkan bahwa terlalu banyak margin itu berbahaya. Namun sebenarnya, semua tergantung kepada pertimbangan risiko sendiri; apakah Anda dapat mengatur sisi risiko dan potensi profit di setiap posisi trading yang dibuka.

Margin Call sejatinya bukanlah musuh yang harus Anda takuti atau bahkan hindari. Margin Call justru dapat menyelamatkan akun trading Anda dari kebangkrutan total. Hal ini tentu saja patut disyukuri dan diambil pelajaran. Rangkuman pembelajaran mengenai Margin Call bisa Anda temukan dalam infografi berikut ini:

Jika Anda masih sering mengalami Margin Call, mungkin sekarang saatnya kembali memperdalam ilmu dasar trading Anda. Ulangi kembali mengkaji strategi (lakukan backtest maupun forward test), pahami dan terapkan prinsip money management yang baik, serta tuntun mental Anda ke jalan yang benar.


Loading video




Prediksi dan Kesempurnaan - Dua Musuh dari Trading yang Sukses

Sebagian besar calon pedagang sering menjadi mangsa dua keyakinan irasional - Prediksi dan Kesempurnaan . Gagasan yang salah bahwa untuk men...